Terlena
Penulis : Dio Brahmana
Terlena
Terlena?
Sujud pemuja pada sang juita
Beralaskan serpihan kaca
Tetap tegar dalih setia
Apakah buta?
Darah menyapa, luka berbicara
Sang pemuja ternyata tak bertelinga
Surut lara akan tersua
Saat "tapi" tertelan olehnya
-semai kata "terlena"
Gambaran yang mendalam tentang perasaan terperangkap dalam cinta yang buta. Dalam kata-katanya, puisi ini merangkai keadaan seorang pemuja yang tunduk pada sang kasih, seolah-olah memuja sesuatu yang tak terjangkau. Dalam upayanya, ia bahkan bersedia mengorbankan dirinya sendiri.
Namun, di tengah kebutaannya, ia mulai menyadari bahwa cinta ini mungkin hanya membawa penderitaan. Darah yang mengalir dan luka yang terbuka adalah metafora untuk pengorbanan dan rasa sakit yang dialaminya. Sang pemuja yang tampaknya tak mendengar atau tak peduli terhadap perasaannya membuatnya merasa terluka dan hampa.
Meskipun demikian, harapan bahwa lara ini akan berakhir itu ada, bahwa suatu saat sang pemuja akan menyadari nilai sejati dari cinta ini. Kata "tapi" pada akhir puisi mencerminkan keraguan yang mungkin muncul, tetapi juga mengisyaratkan bahwa ada harapan yang tetap menyala di dalam hati sang pemuja, bahwa suatu hari perasaannya akan diakui dan dihargai.
Komentar
Posting Komentar